selamat membaca semoga bermanfaat

Shaum Ramadhan dilihat dari berbagai aspek

Shaum ramadhan dilihat dari berbagai aspek
Saum Ramadhan dilihat dari berbagai aspek 1.Saum identik dengan Ilmu Kalau kita perhatikan perintah-perintah yang datang dari Allah subhanahu wata’ala maka semuanya ada kaitannya atau tidak terlepas dari yang namanya ilmu sebab kalau kita perhatikan ketika Allah memerintah untuk melaksanakan shalat jumat (QS.Al-Jumah :9), pada akhir ayat tersebut Allah mengungkapakan” dzalikum khairal lakuim inkuntum ta’lamun” yang artinya yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahuinya. Begitu juga pada saat Allah memerintahkan untuk berjihad baik harta maupun jiwa diakhir ayat tersebut diakhiri dengan kalimat yang sama (al-shaff:11), begitu juga ayat yang berkaitan dengan masalah ketahuidan, Allah berfirman menggunakan lafad yang berkenaan dengan ilmu (QS. Muhammad:19), begitu juga ketika Allah berfirman berkatan dengan saum maka lafad yang digunakan berkaitan dengan masalah keilmuan “ wa antashûmû khairal lakum inkuntum ta’lamûna “. (al-baqarah: 184). Dari ayat-ayat diatas memberi pemahaman kepada kita supaya senantiasa menyiapkan ilmu dalam menghadapi berbagai perintah, sehingga dengan ilmu tersebut ibadah kita menjadi lebih terarah dan akan menghasilkan buah yang sangat membanggakan, sebaliknya apabila apa yang kita lakukan itu tanpa dilandasi dengan keilmuan maka nilai aibadah yang kita lakukan tidak akan istimewa bahkan mungkin kesanannya bukan mendatangkan pahala tapi justru akan menimbulkan malapetaka, pantas kalau Allah berfirman “ apakah sama antara orang-orang yang tahu dengan orang yang tidak tahu” Dengan demikian yang namanya mesjid,majlis-majlis ilmu, forum-forum keilmuan dan jenis tempat keilmuan lainnya mutlak dihadirkan untuk menjaga dan memelihara nilai ibadah yang kita laksanakan, agar sesuai dengan apa yang diperintahkan baik dari niatnya maupun dari aspek tatacaranya. Ibadah saum bukan hanya menahan atau menjauhkan diri dari yang membatalkan saum itu berupa lapar, haus dan melalukan hubungan suami istri dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari,tetapi lebih dari pada itu menjaga dan memelihara diri kita dari berbagai ucapan, atau perbuatan dari aspek yang akan menjadikan saum kita tidak bermakna dengan kata lain tidak memiliki nilai sempurna hanya mendapat haus dan laparnya saja, untuk itulah keilmuan mutlak kita miliki supaya nilai ibadah kita semua khususnya ibadah saum menjadi sempurna. 2. Saum merupakan suatu kebutuhan Bagi orang yang melandasi dirinya dengan berbagai macam keilmuan, sehingga dengan ilmunya tersebut mampu menjadi lebih baik dibandingkan dengan yang lain karena ilmunya itu diamalkan maka ibadah-ibadah yang diperintahkan kemudian diamalkan bukan hanya sebatas menjalankan perintah tetapi memang menganggapnya sebagai suatu kebutuihan hidup yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, seperti halnya apa yang dilakukan Rasulullah bahwa Shalat itu merupakan istriahat dari berbagai macam aktifitas dan kegiataan yang dilakukan sebagaimana perintahnya kepada Bilal “ ya bilal Arihna bishalah” ini menunjukan bahwa yang nama salat itu suatu kebutuhan sehingga Rasulullah mengungkapkannya dengan kalimat istirahat, begitu juga saum, sabda Nabi “ Saumlah kalian niscaya kalian akan sehat” , sehat merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan oleh setiap manusia, setiap pagi orang pergi ketempat olah raga berlari-lari, kemudian menggerakan badan untuk apa? Untuk sehat, orang pergi kedokter untuk memeriksa dirinya dengan mengeluarkan uang ratusan ribu atau jutaan, untuk apa? Untuk sehat, dengan demikian sehat merupakan suatu kebutuhan yang dinginkan oleh setiap manusia. 3. Sehatnya saum dilihat dari berbagai aspek a. Aspek aqidah, orang yang melaksanakn saum merupakan orang yang sehat dilihat dari aspek ketuhanan karena kalau kita lihat surat al-Baqarah:183, yang diperintah untuk melaksanakan ibadah saum adalah orang yang beriman dimana orang beriman itu terlepas dari yang namanya penyakit hati, karena Allah menggambarkan bahwa orang-orang kafir ,munafik adalah orang-orang yang memang ada penyakit didalam hatinya sehingga kotor dengan demikian tidak sehat, pada saat datang perintah tidak mau melaksanakan bahkan melecehkan karena memang mempunyai penyakit. b.Aspek psikologis. Orang yang saum secara kejiwaan akan menjadi lebih stabil, tidak gampang marah dan terhindar dari sifat-sifat jelek yang lainnya, sebab dalam hadits nabi menggambarkan “ apabila ada yang mencela atau mengajak berkelahi maka katakanlah inni shâimun marratain” hadits ini menunjukan bahwa dengan saum akan menjaga sikap kita untuk lebih bijaksana lagi dalam bertindak dan berprilaku. c.Aspek sosial. Orang yang saum akan sehat dari aspek sosialnya dimana dia akan merasakan bagaimana tidak enaknya pada saat seseorang merasakan lapar, maka akan timbul dalam dirinya empati kepada orang lain.manakala yang lain mengalami kekurangan maka orang yang saum akan tergugah hatinya untuk saling membantu. d.Aspek kesehatan badan. Kesehatan badan sangat diharapkan oleh seluruh umat manusia maka Islam menawarkan dengan cara saum, sebab perut merupakan sumber segala penyakit yang datang dari makanan atau racun yang ikut makanan kedalam tubuh, maka saum merupakan solusi untuk meringankan beban kerja alat pencernaan kita, terlebih pada saat saum bisa diistirahatka. Maka dengan demikian otomatis tubuh kita akan menjadi lebih sehat dan segar karena dengan saum penyakit seperti jantung, kangker, stroke, gangguan pencernaan, itu semua diakibatkan oleh lemak yang menumpuk atu sering disebut kolesterol.maka dengan saum pola makan kita menjadi lebih teratur dari mulai waktu dan jenisnya. Wallahu’alam

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Shaum Ramadhan dilihat dari berbagai aspek"

Posting Komentar

Lazada Malaysia