selamat membaca semoga bermanfaat

Tiga Aspek Pendidikan




Tiga Aspek Pendidikan
Maju serta mundurnya suatu bangsa ditinjau dari sejauh mana bangsa tersebut memperhatikan pendidikan kepada  rakyatnya, karena pendidikan mampu  mengarahkan bangsa kearah yang lebih baik dimasa-masa yang akan datang, meskipun terkadang apa yang direncanakan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
    Tujuan pendidikan Nasional berdasarkan Undang-undang No.2 maupun tahun 1978 maupun UU nomor.20 th 2003 dirumuskan bahwa tujuan pendidikan harus mencakup ranah kognitif (kecerdasan), psikomotor (keterampilan) dan afektif (rasa). Ketika ranah tersebut harus dimiliki oleh setiap peserta didik dan diajarkan oleh setiap lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan.

Akan tetapi kalau kita melihatnya dari  ketiga ranah tersebut belum tercapai secara sempurna terutama afektifnya yaitu rasa dan perasaan dan perangai atau yang gampang bahwa Afektif itu dari sisi akhlaknya, hingga saat ini masih banyak ketidak sesuaian antara sikap yang semestinya dimiliki oleh seorang pelajar namun hal itu masih jauh dari harapan.  contohnya banyaknya tawuran dan perbuatan-perbuatan yang menyimpang sering dilakukan oleh pelajar mencerminkan rendahnya pemahaman mereka terhadap arti pendidikan itu sendiri sehingga melakukan hal-hal yang justru bertolak belakang dengan hal yang semestinya.
Kecerdesan dan keterampilan yang dimilki sering kali tidak dibarengi dengan sikap yang sangat  baik, banyak siswa yang memang cerdas dan terampil akan tetapi dalam bertindak terkadang tidak mencerminkan sebagai seorang pelajar seperti mencontek  pada saat  ujian misalnya hal itu perlu kecerdasan dan keterampilan supaya tidak terlihat oleh yang lain akan tetapi perbuatan itu tidak mampu memahami bahwa ada yang maha melihat yaitu Allah subhanahu wata'ala, hal itu menunjukan bahwa aspek kognitif dan juga psikomotor yang baru dimilki sementara afektifnya belum bisa amalkan
Dalam kehidupan dimasyarakat juga kita bisa meninjau ketika seorang pemimpin atau pejabat mereka memiliki kemampuan untuk memimpin itu memerlukan kecerdasan dan keterampilan akan tetapi disaat yang sama masih banyak yang melakukan penyimpangan seperti korupsi dan penyimpangan lainnya itu menunjukan bahwa hanya ranah  kognitif dan psikomotor yang baru dimilki sementara afektifnya belum bisa amalkan.
Dalam al-Qura’an ketiga ranah tersebut telah dijelaskan dalam beberapa ayat misalnya  dalam surat al-Nahl ayat 78
...وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ )النحل:78).
Artinya: ... dan Dia memberi kamu pendengaran dan penglihatan juga  hati, agar kamu mampu  bersyukur.(An-Nahl:78)
    Dalam ayat tersebut Allah Subhanahu wata’ala menganugrahkan tiga potensi kepada umat manusia agar  mampu memanfaatkannya dengan sebaik mungkin yaitu al-sam’a, al-abshâr dan al-afidah. 
Al-sam’a adalah  ‘kemampuan mendengar lalu memahami” (Al-maraghi, 5:118)  kognitif.
 Al-abshâr   ru’yautu al-qalbi (kecerdasan hati) (Al-Râghib:414), afektif
Al- afidah adalah  tafawwudu al-Qalbi (pancaran hati untuk mendorong beramal), (psikomotor)

    Ketiga aspek tersebut tergambar dengan jelas dalam ibadah yang dilakukan oleh umat Islam, seperti misalnya dalam keimanan harus terdiri dari: a) tashdiq bil al-Qalbi (afektif), b), Qaul bi al-lisan (kognitif) amal bi al-arkan (psikomotor), begitu juga dalam  Shalat terdiri dari : a) rukun Qalbiyyah (afektif), b),rukun qauliyah c) rukun Fi’liyah (Psikomotor), apalagi dalam ibadah saum maka ketiga aspek itu terlihat jelas karena pada saat itu harus tetap dijaga baik ucapan, pikiran, dan sikap yang baik supaya ibadahnya bisa diterima, begitu juga dalam ibadah-ibadah yang lain.

    Dengan demikian  maka ketiga anugrah ini apabila diperaktekan dalam setiap aspek kehidupan manusia terutama bagi umat Islam maka  akan tercapainya kesejahteraan dalam berbagai bidang kehidupan baik dikeluarga maupun masyarakat dan bangsa.           
   





--------------------------------------------------------------------- 

PEN AL QURAN MUSLIM

Deskripsi :
Pen Al Quran Muslim Al Mubarak adalah Pen Elektronik yang dilengkapi Teknologi Digital berupa alat Sensor yang apabila disentu mata pen di Ayat-ayat Al Quran yang disediakan maka ia akan mengeluarkan suara dan membacanya dengan benar sesuai dengan ayat Al Quran.

Poin-poin PEN AL QURAN MUSLIM
  • Pen Al Quran Muslim dilengkapi Teknologi Digital berupa alat Sensor yang apabila disentu mata pen di Ayat-ayat Al Quran yang disediakan maka ia akan membacanya dengan benar sesuai dengan ayat Al Quran.


  • Inovation Fasih Membaca Al Quran - Yang Meliputi Qur an Voice ( Star Recording / Mulai Merekam Bacaan, Stop Recording / Berhenti merekam Bacaan, Play Recording / Menghidupkan Hasil Rekaman Bacaan )
  • Dilengkapi dengan Fiqih - Hadits Nabi : "Barangsiapa dikehendaki oleh Allah akan diberikannya kebajikan dan keutamaan, niscaya diberikan kepadanya "ke-faqih-an" (memahami fiqih) dalam urusan agama." (HR. Bukhari-Muslim).
  • Dilengkapi dengan Tajwid - Tajwid secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan
  • Pembahasan Hadist - Hadist adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur an.
  • Dilengkapi dengan Translate dalam bahasa Indonesia, sunda, jawa.
  • Asbābun Nuzul - Sebab-sebab Turunnya suatu ayat adalah ilmu Al-Qur an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan.
  • Didukung Oleh Qori-Qori Nasional dan Internasional - Al-Sudais, Al-Minshawi, Al Ghamidi


Untuk mendapatkkan info tentang  "PEN AL QURAN MUSLIM", harga, pembelian dan tanya jawab tentang produk silahkan
p  engertian isu gender, contoh isu gender, artikel isu gender,makalah isu gender,masalah gender, isu gender  Isu gender sebagai suatu wacana dan gerakan untuk mencapai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan telah menjadi pembicaraan yang cukup menarik perhatian masyarakat. Respons dan pendapat yang beragam bermunculan, mulai dari mendukung, menolak, menerima sebagai wacana teoretis tapi tidak bisa dilaksanakan secara empiris. Kondisi mendukung dan menolak ini bukan hanya dilakukan oleh laki-laki tetapi juga perempuan. Walaupun isu gender sebagai isu ketidakadilan, yang banyak mendapat ketidakadilan adalah pada perempuan, tetapi perempuan banyak menerima kondisi ketidakadilan itu sebagai suatu kondisi yang sudah seharusnya diterima (taken for granted).  Secara historis, konsep gender pertama kali digulirkan oleh sosiolog asal Inggris yaitu Ann Oakley, ia membedakan pengertian antara jenis kelamin (sex) dan gender. Perbedaan jenis kelamin (sex) berarti perbedaan atas dasar ciri-ciri biologis yaitu yang menyangkut prokreasi (mensturasi, hamil, melahirkan, dan menyusui). Perbedaan gender adalah perbedaan simbolis atau sosial yang berpangkal pada perbedaan seks tetapi tidak selalu identik dengannya. Fakih (1996) mengemukakan konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa.   Ciri dan sifat itu sendiri merupakan sifat yang dapat dipertukarkan. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas ke kelas yang lain itulah yang dikenal konsep gender. Perbedaan gender tidak akan menjadi masalah sepanjang tidak menghasilkan kondisi ketidakadilan gender. Secara faktual perbedaan gender ini menghasilkan perbedaan penghargaan sosial diantara laki-laki dan perempuan.  ----------------------------------------------------------   Buku Gender and Politics    Untuk mendapatkkan info tentang buku "Gender and Politics", harga, pembelian dan tanya jawab tentang produk silahkan...


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tiga Aspek Pendidikan"

Posting Komentar

Lazada Malaysia