selamat membaca semoga bermanfaat

Memilih Pemimpin

Memilih Pemimpin yang baik
Dalam sebuah Hadits yang diriwiyatkan oleh Imam Ahmad dari sahabat abu Umamah al-bahili, Rasulullah bersabda” Ajaran Islam akan lenyap dari tangan kaum muslimin satu persatu .Setiap kali satu ajaran yang  hilang, maka akan diikuti dengan lenyapnya bagian ajaran islam yang lainnya,Ajaran yang akan pertama lenyap adalah berkaitan  masalah pemerintahan, dan yang terakhir lenyap adalah ajaran mengenai Shalat”.
Hadits diatas tadi merupakan peringatan bagi kita semua bahwa ajaran-ajaran Islam akan hilang satu persatu,dan pertama kali yang hilang adalah masalah pemerintahan, sebab selam ini banyak yang beranggapan bahwa syriah Islam itu hanya sebatas hukum hudud seperti potong tangan bagi pencuri,,cambuk bagi pemabuk, dan rajam bagi pezina , sementara masalah pemerintahan dianggap bukan bagian dari ajaran Islam. Padahal masalah siyasah (politik) merupakan bagian integral(tak terpisahkan ) dari syariat islam, karena ajaran Islam sangat kompreshensif, semua hal yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan umat manusia diatur dan diarahkan oleh ajaran Islam meliputi akidah, dan ibadah, serta mu’amalah, kemudian munakahah,akhlak,juga ekonomi, serfta budaya,tak lupa keamanan,dan pertahanan, dan juga pendidikan,sosial kemasyarakatanserta politik dan ketatanegaraan.
Oleh karena masalah pemerintahan itu dianggap bukan bagian dari ajaran Islam maka sangat berpengaruh terhadap pemimpin dan bangsa yang dipimpinnya,sehingga tidak sedikit dari para pemimpin atau penguasa yang tidak sesuai dengan apa yang diharapakan mereka hanya mementingkan diri sendiri sementara rakyat dibiarkan dalam kaeadaan miskin dan  terbelakang.
Untuk menyikapi hal itu maka kita sebagai warga negara yang baik dan sekaligus sebagai bagian dar kaum muslimin memiliki kewajiban untuk memilih pemimpin yang baik karena dengan pemimpin yang baik maka kehidupan berbangsa dan bernegara akan sejahtera, sebagai contoh yang nyata bagaimana sejarah kepemimpinan Rsulullah dan khalifah yang berpegang teguh pada ajaran Islam maka rakyatnya menjadi bahagia bukan hanya didunia yang hanya sementara yang terpenting adalah membawa kebahagiaan pada  kehidupan yang abadi yaitu akhirat.
Sebagai sarat pemimpin yang kita harapkan harus memiliki 4 poin sebagaimana diamanatkan dari hasil ijtima MUI di padang panjang tanggal 24-26 tahun 2009  yaitu: memilih peminpin yang beriman ,bertaqwa,jujur (shiddiq),terpercaya(amanah)aktif - asfiratif(tabligh) ,memiliki kemampuan (fathonah).dan memperjuangkan kepentingan umat Islam.kalu memang sulit mencari calon sebagaimana disebutkan tadi maka minimal yang paling mendekati karena ketika kita tidak memilih sama sekali maka akan sangat mempengaruhi nasib kita kedepannya.
Tidak memilih sama sekali atau golput tidak dianjurkan sebab dengan sisitem demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia pada saat ini bahwa suara yang yang terbanyak lah yang akan memenangkan, oleh karena itu ketika ada calon pemimpin yang memenuhi kriteria tadi tidak menjadi pemimpin karena tidak dipilih karena kita tidak menggunakan hak kita, sementara calon yang lain yang tidak sesuai dengan kriteria dipilih oleh orang banyak maka apa yang kan terjadi tentunnya nanti kita akan merasakan akibatnya, mulai dari keberpihakan keputusan dan kebijakannya akan merugikan kita.
Sementara ketika kita memilih pemimpi  sesuai dengan kebanyakan atau karena banyak pemberiannya meskipun tidak sesuai kriteria sementara yang lain ada memenuhi kriteria tidak kita pilih maka dianggap sudah berkhianat sebagaimana diingatkan nabi”barangsiapa yang mengangkat seseorang menjadi pemimpin atas dasar ta’asub(fanatisme buta) padahal ditengah mereka masih ada orang-orang yang diridai oleh Allah, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasulnya dan orang-orang yang beriman’. (Hadits Riwayat  al-Hakim).
Amanat bagi pemimpin atau calon Pemimpin
1.Jabatan adalah amanah
Bagi mereka yang diamanahi pemimpin harus sadar bahwa jabatan bukan sebatas anugrah melainkan juga amanah yang harus dipertanggungjawabkan,bukan hanya dihadapan rakyat, tapi terutama di hadapan Allah SWT kelak Nabi saw, mengingatkan “jabatan adalah amanah jabatan bisa jadi sumber amanah dan penyesalan pada hari kiamat nati, kecuali jika mereka yang mendapatkan jabatan itu dengan haknya dan menunaikan tugas dan kewajiban yang ada pada jabatannya itu.” (HR Muslim)
2.kepemimpinan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah
    Pertanggungjawaban seorang pemimpin dihadapan Allah kan menjadi ringan jika mendapatkan jabatan itu dengan cara-cara yang layak mendapatkannya dengan cara yang baik dan benar, bukan dengan cara culas licik dan kotor  sebagaimana dala sebuah hadits  riwayat Imam Muslim Rasulullah mengingatkan bahwa pemimpin yang ketika memimpin berkhianat dan menipu rakyatnya jika tidak segera bertaubat, maka Allah akan mengharamkan surga baginya,wallahu a’lam.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memilih Pemimpin "

Posting Komentar

Lazada Malaysia